Langkah-langkah akhir menuju suatu kemenangan biasanya ditandai dengan sesuatu yang menyenangkan. Kita bisa melihat bagaimana para atlit yang tahu bahwa ia akan menggapai suatu kemenangan. Ia akan merasa sukacita dan lebih bersemangat lagi dalam menyelesaikan pertandingan yang sedang ia jalani.
Pada saat Taufik Hidayat mendapat skor angka 14 (last one), ia akan merasa sukacita dan memiliki semangat yang besar karena dengan satu skor angka lagi ia akan menjadi juara dunia cabang olah raga bulu tangkis. Pada saat Michael Sumaker melintasi putaran terakhir mendekati garis Finish, ia akan sukacita dan penuh semangat, karena sebentar lagi ia akan menjadi juara balap Mobil F1 sedunia. Demikianlah biasanya langkah-langkah akhir yang dialami oleh seorang pemenang, pada saat ia akan menggapai suatu kemenangan.
Yesus Tuhan dan Raja kita juga merupakan seorang Pemenang. Dia telah mengalahkan kuasa setan dan kuasa maut pada saat Ia mati dan bangkit dari kematian. Tetapi yang membuat Yesus sangat berbeda dengan pemenang-pemenang lain adalah jalan menuju kemenangan-Nya.
Dalam langkah akhir menuju suatu kemenangan, biasanya setiap orang itu mengalami suatu sukacita, karena ia akan mendapat sebuah kemenangan. Mungkin hal ini dapat kita lihat dengan raut wajah yang bersemangat, muka yang tersenyum, rasa gembira yang terpancar dan hal-hal lain yang dapat kita lihat dalam diri mereka.
Hal ini berbeda dengan yang dialami oleh Yesus Tuhan. Yesus memperoleh kemenangan bukan lewat sesuatu hal yang menyenangkan apabila dipandang oleh mata jasmani kita. Ia disiksa, dicambuk, dihina, didera, dimahkotai duri, ditendang, dipukul, diludahi bahkan harus mati dikayu salib.
Dalam pandangan manusia, mungkin saat itu orang akan berkata, Dia adalah pecundang dalam pertandingan. Dia adalah budak yang tidak berguna apa-apa. Jangankan untuk menjadi pemenang, untuk jadi peserta pertandinganpun sebenarnya Dia tidak layak. Bagaimana Ia bisa dikatakan sebagai pemenang? (Yesaya 53:1-3).
Banyak orang yang tidak mengerti dengan perjalanan kehidupan Yesus, pada saat Ia akan memperoleh sebuah kemenangan. Orang-orang berfikir bahwa Dia adalah seorang yang kalah. Dan bukan hanya manusia saja, iblispun berfikir bahwa dengan penderitaann yang dialami oleh Yesus tersebut, Dia akan menjadi seorang yang kalah dalam pertandingan.
Tetapi yang perlu kita ketahui bahwa ada satu kemenangan besar dibalik sebuah penderitaan yang dialami oleh Yesus itu. Kemenangan tersebut adalah kemenangan yang bukan hanya ditujukan kepada diri-Nya secara pribadi, tetapi kepada semua orang yang percaya pada-Nya. Dalam Yesaya 53:4-12, kita dapat melihat bahwa Yesus menderita supaya kita semua menjadi orang yang menang atas kuasa-kuasa dosa.
Yesus mau berlaku seolah-olah menjadi seorang yang kalah, karena Ia mau kita menjadi seorang yang pemenang, sebab pada saat Ia menderita itu, penderitaan kitalah yang ditanggung-Nya. Pada saat Ia seolah-olah seperti seorang yang kalah, sebenarnya kekalahan kitalah yang ditanggung-Nya. Pada saat Ia berlaku seolah-olah menjadi seorang budak yang tidak berguna apa-apa, sebenarnya perbudakan kitalah yang ditanggung-Nya.
Yesus adalah pemenang yang sejati. Dia tidak menang untuk kepentingan diri-Nya sendiri. Dia menang supaya kita menjadi pemenang.
Rencana kemenangan besar ini tentunya hanya diketahui oleh Allah dan orang-orang yang berkenan kepada Allah. Itulah sebabnya Iblis berfikir bahwa pada saat Yesus disalib, Yesus telah kalah dan Iblis berkuasa didunia ini. Iblis hanya mau Yesus menderita dan musnah dari bumi ini, karena dengan demikian ia akan menjadi penguasa atas bumi. Iblis tidak mengetahui bahwa Yesus memang harus menderita dan mati untuk membebaskan manusia dari kuasa iblis. Iblis tidak mengetahui bahwa ada kemenangan besar yang terselubung dibalik penderitaan dan kematian Yesus.
Saat ini Yesus telah menang atas maut, dan kita semua telah mengetahui rencana Allah Yang terjadi dalam kehidupan Yesus. sekarang mari berfikir dan bertanya pada Tuhan apa yang harus kita lakukan? God bless***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar